TWISTER

Rabu, 26 November 2014
1. Jaringan Epithel
Jaringan epithel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh atau organ tubuh, baik permukaan dalam maupun permukaan luar.
Macam-macam jaringan epitel :
• Yang melapisi lapisan luar tubuh(epitelium)
• Yang membetasi rongga tubuh(mesotelium)
• Yang membatasi organ(endotelium)
Bagian-bagian jaringan epitel :
• Bagian atas(permukaan apikal)yang terdapat mikrovili(tonjolan seperti jari) atau silia
• Bagian bawah(permukaan basal) berkaitan dengan jaringan ikat yang berada dibawah dihubungkan oleh membran besar yang terdiri dari 2 lapis : lamina basalis dan lamina retikularis.
Fungsi jaringan epitel :
• Melindungi jaringan yang ada dibawahnya dari kerusakan
• Pengangkutan zat antar jaringan yang dipisahkan
• Pada saluran pencernaan jaringan epitel mengeluarkan berbagai enzim
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi 3 :
Epitel pipih, nukleusnya terletak ditengah. Jenis-jenis epitel pipih :
• Epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih yang terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe(getah bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, dinding alveolus pada paru-paru, ginjal dan selaput perut. Dan berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi dan sekresi.
• Epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih yang terdapat pada rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki dan vagina.Berfungsi sebagai pelindung.
Epitel batang(silindris), nukleusnya terletak didasar sel.
• Epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris yangterdapat pada kelenjar pencernaa, jontot usus, kantung empedu, lambung dan usus.Berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus dan sekresi.
• Epitel silindris berlapis banyak disusun oleh beberapa sel yang berbentuk silindris yang terdapat pada laring, faring, trakea dan kelenjar ludah. Berfungsi sekresi dan sebagai pelindung.
Epitel kubus, nukleusnya teletak ditengah.
• Epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus yang terdapat pada permukaan ovarium, lensa mata, nefron ginjal dan kelenjar tiroid. Berfungsisekresi dan sebagai pelindung.
• Epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus terdapat pada epitelium folokel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit yang berfungsi dalam sekresi dan absorpsi serta melindungi dari gesekan dan pengelupasan.
• Epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel, bentuk-bentuknya dapat berubah dan lapisannya dapat menggelembung. Epitel transisi terdapat pada epitelium ureter, uretra, saluran pernafasan dan kantung kemih(visikal urinaria)
• Epitel kelenjar berfungsi dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis yang disimpan didalam sel bentuk granula sekresi. Kelenjar dibagi menjadi 2 :
• Kelenjar endokrin : kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran dan langsung memasuki saluran peredaran darah. Contohnya : kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar tiroid. Senyawa yang dihasilkannya adalahhormon.
• Kelenjar eksokrin : kelenjar yang sekresinya melalui saluran khusus yangberfungsi untuk membantu metabolisme dan konsumsi contohnya feromon.Contohnya : kelenjar ludah, kelenjar keringat dan pankreas.
Zat gizi yang terkait dengan epitel adalah vit A
Pembentukan mukus
Mukus melindungi sel-sel epitel dari mikroorganisme dan partikel lain yang berbahaya. Di bagian atas saluran pernapasan, sel-sel epitel secara terus-menerus menyapu mukus keluar, sehingga benda-benda asing yang mungkin masuk akan terbawa keluar. Bila terjadi infeksi, sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menurunkan kemampuan sel-sel kelenjar memproduksi mukus dan akan digantikan oleh sel-sel epitel yang bersisik dan kering. Hal tersebut menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar serta luka sukar sembuh. Membran mukosa yang tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna akan mudah terserang bakteri (infeksi).
2. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah kumpulan sel otot yang berfungsi melakukan gerak pada berbagai bagian tubuh. Di dalamnya terdapat protein kontraktil yang membuat otot dapat berkontraaksi. Bentuknya panjang-panjang dan mengandung serabut-serabut halus yang disebut miofibril. Biasanya jaringan otot dibedakan menjadi tiga macam: otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot lurik dan otot jantung lebih banyak mengandung protein kontraktil dibandingkan dengan otot polos.
a. Otot polos.
Tersusun atas sel-sel berbentuk kumparan halus, masing-masing dengan satu nukleus di tengah, berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril homogen. Sel-sel tersebut tersusun atas lapisan-lapisan yang diikat dengan jaringan ikat fibrosa. Biasanya terdapat pada alat-slat dalam tubuh hewan vertebrata, misalnya pada dinding saluran pencernaan, pembuluh darah, dan sebagainya.
b. Otot lurik (otot rangka)
Disebut juga otot seran lintang. Jaringan otot lurik terdiri atas susunan serabut otot yang disebut fibril. Fibril tersusun atas miofibril. Sel otot berkumpul membentuk kumpulan sel, yang selanjutnya bersatu membentuk otot atau daging. Miofibril diselubungi oleh retikulum sarkoplasma. Serabut otot tersusun atas aktin dan miosin. Jenis otot ini bekerja di bawah pengaruh kesadaran, sehingga disebut otot volunter.
c. Otot jantung (miokardium)
Juga terdiri atas serabut otot seran lintang, tetapi antara sel-sel yang berdampingan, membran selnya beranyaman membentuk percabangan. Hubungan percabangan semacam ini disebut cakram interkalar. Otot jantung disebut juga otot lurik involunter.
Mekanisme Kontraksi Otot
Otot mulai berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama “model pergeseran filamen” (sliding filament mode), seperti terlihat pada gambar berikut.
Kontraksi otot dipicu oleh impuls saraf
Struktur miosin dan aktin pada saat kontraksi dan relaksasi otot
Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinapsis atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ion kalsium akan bersenyawa dengan molekul, troponin, dan tropomiosin yang menyebabkan adanya sisi aktif pada filamen tipis (aktin). Kepala miosin (filamen tebal), segera bergabung dengan filamen tipis tepat pada sisi aktif. Gabungan sisi aktif dengan kepala miosin disebut jembatan penyeberangan (cross bridges).
Segera setelah terbentuk, jembatan penyeberangan tersebut membebaskan sejumlah energi dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis. Proses ini menyebabkan filamen tipis mengerut. Secara keseluruhan sarkomer ikut mengerut yang mengakibatkan otot pun berkerut. Kepala miosin akan lepas dari filamen tipis.
Proses ini memerlukan ATP yang diambil dari sekitarnya. Dengan peristiwa ini, maka filamen tipis akan lepas dari filamen tebal. Secara keseluruhan otot akan relaksasi kembali. Proses ini berulang sampai 5 kali dalam jangka waktu satu detik. Jadi, kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi.
Energi untuk Kontraksi Otot
Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot
Proses kontraksi-relaksasi otot mutlak memerlukan energi. Sumber energi otot untuk berkontraksi adalah dalam bentuk "mata uang energi" yaitu Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP adalah suatu senyawa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan energi tinggi. Nah energi inilah yang digunakan untuk proses gerakan kontraksi-relaksasi otot. Tidak heran bahwa salah satu peran otot adalah sebagai transducer energi. Otot memiliki peran dalam perubahan energi kimia (potensial) menjadi energi mekanik (gerakan, kinetik)
ATP merupakan "mata uang energi" untuk otot
Hidrolisis ATP akan menghasilkan ADP dan Phosphat dan energi. Energi yang dihasilkan melalui proses kimia ini akan digunakan dalam pergerakan kepala myosin terhadap aktin sehingga ada mekanisme "sliding filament". ATP di dalam otot berada bebas di sitoplasma dan nantinya akan terikat pada kepala myosin. Sumber ATP di otot adalah ATP dalam bentuk bebas, proses hidrolisis kreatin fosfat, proses glikolisis dan proses fosforilasi oksidatif.
Kreatin fosfat merupakan molekul berenergi tinggi
Ketika otot dalam keadaan istirahat, otot membentuk ATP lebih dari yang dibutuhkan untuk metabolisme saat itu. ATP yang berlebih digunakan untuk mensintesis kreatin fosfat, suatu molekul kaya energi yang hanya ditemukan di otot. Enzim kreatin fosfokinase akan mentransfer fosfat energi tinggi dari ATP ke kreatin membentuk kreatin fosfat. Bila dibutuhkan, kreatiin kinase akan kembali mentransfer fosfat energi tinggi kembali ke ADP membentuk ATP. Nah ATP inilah yang akan digunakan untuk energi kontraksi.
Glikolisis tidak membutuhkan oksigen
Proses glikolisis yaitu pembongkaran glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat akan menghasilkan 2 ATP untuk satu molekul glukosa. Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil ATP-nya sedikit. Proses ini tidak memerlukan oksigen sehingga bisa terjadi dalam suasana anaerob (tanpa ada oksigen) atau aerob (ada oksigen). Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat.
Fosforilasi Oksidatif
Apabila kadar oksigen cukup maka asam piruvat akan memasuki mitokondria dan akan teroksidasi menghasilkan energi dalam 36 ATP, energi panas, air dan CO2. Walaupun terjadi lebih lambat dari proses glikolisis, tetapi untuk satu molekul glukosa dihasilkan lebih banyak ATP yaitu 36 ATP. Sumber nutrisi untuk reaksi ini tidak hanya dari glukosa namun bisa berasal dari asam amino dan asam lemak.
Mineral
Pada dasarnya ada banyak mineral yang memiliki pengaruh besar bagi otot Anda. Kalsium, kalium, fosfor, natrium, dan magnesium penting untuk kontraksi otot Anda sehingga Anda bisa berlatih dengan maksimal. Selain itu, fosfor juga membantu metabolisme energi dari protein, karbohidrat, dan lemak.
Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Berikut ini macam-macam mineral yang penting dan fungsinya di dalam tubuh Anda.
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda.
Buah dan sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti kangung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli.
2. Fosfor (P)
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosforus juga mengatur keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan mineral ini menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi (pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal. Daging, ikan, unggas, telur dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.
3. Natrium atau sodium (Na)
Fungsi utam natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam transmisi sara, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui membran sel.
4. Kalium atau Potasium (K)
Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan eletrolit serta keseimbangan asam-basa di dalam tubuh. Kalium juga berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein.
Buah dan sayuran yang mengandung Kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, dan wortel.
5. Magnesium (Mg)
Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Magensium bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu, magnesium juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas banan gen DNA
Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP.
Persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP.
Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terusmenerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob.
Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP.
Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).
3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang paling banyak terdapat didalam tubuh yang berfungsi untuk menyongkong dan memperkuat jaringan lain, melindungi organ tubuh, menyimpan energi, membentuk struktur tubuh dan menyusun sistem sirkulasi(darah). Jaringan ikat tersusun oleh matriks. Matriks adalah bahan dasar atau materi dasar tempat sesuatu melekat yang berfungsi sebagai menopang jaringan ikat. Matriks terdiri dari beberapa serat, yaitu :
• Serat kolagen : memiliki sifat yang kuat tetapi daya renggang yang tinggi yang tersusun dari Protein Kolagen, terdapat pada tendon, tulang dan kulit.
• Serat elastin : memiliki sifat kelenturan yang tinggi yang tersusun dari mukoposakarida dan protein yang disebut elastin. Elastin yang dikekelilingi oleh glikoprotein disebut fibrillin. Serat elastin terdapat pada pembuluh darah, ligamen dan selaput tulang rawan laring.
• Serat retikuler : memiliki tingkat kelenturan yang rendah dan ukurannya lebih tipis yang terdiri dari kolagen dan dilapisi oleh glikoprotein. Serat ini berfungsi untuk mengikat membran antara jaringan epitelium dan jaringan ikat yang terdapat pada hati, limfa dan kelenjar limfe.
• Bahan dasarnya merupakan bahan homogen yang setengah cair yang terdiri dari asam mukopolisakarida yang mengandung sulfat, khususnya khondroitin sulfat. Komponen utama mukopolisakarida adalah asam hialuronat yang berfungsi sebagai pengikat air, pelumas dan peredam benturan. Cairan yang diikat oleh asam hialuronat berfungsi sebagai media yang dilalui oleh bahan makanan dan zat buangan antar sel.
Sel-sel jaringan ikat :
1) Fibroblas
2) Sel lemak
3) Sel plasma
4) Makrofag
5) Sel tiang
Jenis-jenis jaringan ikat :
1) jaringan ikat longgar
Jaringan ini tersusun atas serat-serat yang longgar. Jaringan ikat longgar berfungsi memberi bentuk pada organ-organ dalam, serta menyokong dan menghubungkan komponen jaringan lain. Jaringan ini tersusun atas bermacam-macam serabut (fiber) dan selsel. Terdapat dua macam serabut (fiber) pada jaringan ikat longgar, yaitu serabut kolagen dan serabut elastin. Adapun sel-sel yang terdapat pada jaringan ini, antara lain sel mastosit, sel darah putih, makrofag, dan sel lemak. Contoh jaringan ikat padat adalah jaringan di bawah kulit, serta jaringan yang membatasi jantung dan rongga perut. Perhatikan Gambar berikut.
2) jaringan ikat padat
Jaringan ini tersusun atas serat-serat yang padat. Komponen utama jaringan ikat padat adalah serabut kolagen. Serabut kolagen tersebut bergabung membentuk bundel-bundel yang paralel. Jaringan ini dapat ditemukan pada tendon yang menghubungkan otot dengan tulang, serta ligamen yang menghubungkan antartulang melalui sendi.
3) jaringan ikat retikuler
Jaringan ikat retikuler adalah nama lain untuk serat retikuler yang merupakan bagian penting dari struktur jaringan. Sel-sel yang dibangun dengan serat retikuler adalah fibroblast yang juga dikenal sebagai sel retikuler. Serat retikuler terbuat dari kolagen dan glikoprotein. Mereka sangat tipis dan hampir tidak terlihat di bagian histologis. Namun, mereka dapat dilihat secara mikroskopis setelah impregnasi dengan noda perak. Ini afinitas serat retikuler untuk perak noda dikenal sebagai argyrophilia. Mereka juga diresapi dengan reaksi PAS karena glikoprotein yang ada di dalamnya. Serat retikuler juga merupakan bentuk dari kolagen tipe III.
Jaringan Ikat Retikuler
Jaringan menyusun sendiri untuk sel dalam berbagai organ seperti sumsum tulang, kelenjar getah bening, limpa dan hati. Jaringan ini memiliki ciri khas, mereka tidak pernah eksis sendirian melainkan Anda akan selalu menemukan sel retikuler dan serat dengan sel lain. Serat retikuler adalah bagian dari sebagian besar dari jaringan ikat dan selalu serat dominan. Jaringan ini membentuk kerangka struktural untuk sel organ di banyak organ dan jaringan.
Struktur jaringan
Ketika jaringan dipandang erat, mereka ditemukan dalam serangkaian benang bercabang. Serat retikuler hadir dalam jaringan retikuler sangat rapuh dan datang bersama untuk membentuk sebuah karya mesh. Untuk mendapatkan tampilan mikroskopis dari sel-sel ini, noda khusus digunakan karena mereka tidak mudah dilihat bahkan di mikroskop. Sebagai contoh, ketika noda perak digunakan dalam bagian histologis, serat retikuler muncul seperti benang hitam dan serat kolagen kasar terlihat coklat kemerahan. Para serat retikuler diasumsikan berbeda dari serat kolagen karena berbagai karakteristik pewarnaan. Struktur jaringan terlihat sangat mirip dengan jaringan ikat elastis. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa serat kolagen yang bercabang dalam jaringan retikuler sedangkan mereka terletak sejajar pada jaringan elastis. Kerangka struktural kisi kolagen dalam jaringan ini adalah sedemikian rupa sehingga memberikan kekuatan besar dan dukungan kepada organ-organ sistem tubuh manusia.
Mirip dengan jaringan lain dalam tubuh, juga kerusakan dan didaur ulang dan diganti dengan jaringan baru dan aktif. Sel-sel yang hancur ketika mereka berhenti berfungsi dan segera helai baru kolagen yang dihasilkan untuk menggantikan sel yang rusak. Tugas pembentukan serat retikuler baru dan pemeliharaan yang sudah ada ditangani oleh beberapa sel-sel khusus.
Fungsi Jaringan
Fungsi yang paling penting dari jaringan ini adalah untuk memberikan dukungan kepada organ, jaringan dan sel-sel individual seperti jaringan adiposa dan otot. Ini membentuk struktur jaringan padat dan memegang bersama-sama sel-sel jaringan otot polos dan juga membantu dalam pembentukan membran basement. Jaringan mesh dibentuk oleh serat retikuler berguna untuk organ-organ dan jaringan di mana gerakan sel dan difusi adalah fungsi penting. Ia membentuk sebuah dinding pendukung untuk pembuluh darah dan jaringan yang kuat untuk sel lainnya, rangka dan serabut saraf. Hal ini juga melakukan fungsi filter dalam organ-organ seperti limpa dan kelenjar getah bening.
Sekarang mari kita memahami fungsi dari jaringan dengan menghubungkannya dengan organ. Serat retikuler mendukung sel-sel hati. Mereka terlihat ketika diresapi dengan persiapan noda perak. Dukungan serat retikuler setiap lembar individu dari sel hati (hepatosit) dan jaringan ikat retikuler adalah jaringan hanya pendukung yang tersedia. Sementara mendukung sel hati, jaringan memungkinkan pertukaran konten antara hepatosit dan darah.
Jadi, setelah memahami struktur dan fungsi jaringan, kita dapat melihat peran vitalnya dimainkan dalam kelancaran fungsi berbagai organ.
4) jaringan ikat lemak(Adiposa)
Jaringan lemak memiliki susunan menyerupai jaringan ikat longgar yang tersusun atas sel-sel lemak. Sel-sel lemak yang mengandung lemak tersebut di dalam matriks jaringan lemak. Setiap sel lemak berisi tetes lemak (fat droplet) yang mengisi hampir seluruh isi sel. Jaringan lemak dapat ditemukan di bawah kulit, ginjal, dan jantung. Fungsi jaringan lemak, antara lain sebagai cadangan makanan dan menjaga hilangnya panas secara berlebihan.
5) jaringan tulang rawan
Jaringan tulang rawan (kartilago) tersusun atas sel-sel yang disebut kondrosit. Sel-sel kondrosit berada di dalam lakuna. Matriks pada jaringan tulang rawan tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin. Terdapat tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan tulang rawan serabut (fibrosa).
Tulang rawan hialin merupakan bentuk sel tulang rawan yang matriksnya tidak mengandung serabut. Contoh tulang rawan hialin terletak pada cuping hidung. Tulang rawan elastin merupakan tulang rawan yang matriksnya tersusun atas serabut elastin. Contoh tulang rawan ini terdapat pada daun telinga dan laring. Adapun tulang rawan fibrosa merupakan tulang rawan yang matriksnya memiliki serabut kolagen yang padat sehingga tulang rawan ini tampak kaku dan liat. Contoh tulang rawan fibrosa adalah pada tulang sambungan antarruas tulang belakang. Perhatikan gambar berikut.
(a) Tulang rawan hialin, (b) tulang rawan elastin, dan (c) tulang rawan fibrosa
Jaringan tulang keras
Jaringan ini tersusun atas sel-sel osteoblast. Sel-sel osteoblast terletak di dalam lakuna. Sel-sel osteoblast yang terjebak dalam sekretnya sendiri disebut osteosit. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli.
Jaringan tulang keras ini tersusun atas unit-unit yang dinamakan sistem Harvers. Di dalam setiap sistem Harvers terdapat pembuluh darah sebagai penyuplai zat makanan bagi tulang, perhatikan gambar berikut.
Struktur tulang keras
Jaringan otot dibagi menjadi 3 :
1. Otot polos : berbentuk seperti gelendong dengan nukleus tunggal di tengah. Otot polos bekerja tidak sesuai kemauan kita dengan waktu yang lama atau dengan kata lain melalui sistem saraf tak sadar, yang terdapat pada dinding semua organ yang berlubang, contohnya : pembuluh darah, usus, kantung kemih dan rahim.
2. Otot lurik(otot rangka) : berbentuk silinder dengan nukleus lebih dari satu terletak di tepi. Miofibrilnya tersusun tidak homogen sehingga membentuk serat-serat dan secara berkelompok disebut fasikuli. Otot lurik bekerja secara cepat namun mudah lelah yang terdapat pada seluruh rangka tubuh.
3. Otot jantung : berbentuk seperti otot lurik namun bercabang dengan nukleus ditengah. Serat ototnya lebih tebal dan tersusun secara tidak homogen. Otot jantung terdapat pada dinding jantung dan vena kava yang menuju jantung. Otot jantung bekerja secara terus-menerus tanpa lelah.
4. Jaringan Saraf
Gambar Jaringan Saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang menerima dan menyampaikan rangsang dari bagian tubuh yang satu ke bagian tubuh yang lain. Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistem saraf tepi. Sel dibagi menjadi dua macam, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Sel yang mengkhususkan diri untuk penerimaan dan transmisi rangsangan disebut neuron.
Neuron berperan dalam menerima, mengintegrasikan, dan menghantarkan pesan elektrokimiawi. Adapun struktur dari neuron adalah:
1. Badan sel saraf (soma) yaitu tempat sintesis dan integrasi impuls saraf
2. Dendrit yaitu struktur neuron mengumpulkan pesan yangg datang dan menuju ke soma (input, processing)
3. Neurit (akson) berfungsi menghantarkan impuls saraf ke sel saraf lain (output)
Sedangkan, sel glia merupakan sel-sel yang menunjang dan melindungi neuron. Suatu neuron terdiri atas badan sel yang membesar secara khas dan mempunyai nukleus dan dua atau lebih penjuluran sitoplasma, serabut saraf, dan jalur yang dilewati rangsangan. Lebar serabut saraf berkisar antara beberapa mikrometer sampai 30 atau 40 mikrometer dan panjangnya berkisar dari 1 mm sampai 1 meter lebih (pada hewan besar, seperti kuda).
Ada dua jenis serabut saraf, yaitu akson yang meneruskan rangsangan menjauhi badan sel, dan dendrit yang mendekati atau membawanya ke badan sel. Pertautan antara akson suatu neuron dan dendrit dari neuron lainnya di dalam rantai itu disebut sinapsis. Pada sinapsis, akson dan dendrit sebenarnya tidak saling menyentuh, tetapi di antara kedua penjuluran tersebut terdapat celah sempit. Transmisi suatu rangsangan melalui sinapsis memerlukan mekanisme yang berbeda dengan transmisi dalam serabut saraf. Suatu rangsangan hanya dapat melewati sinapsis jika datang dari akson menuju dendrit. Jadi, sinapsis berfungsi sebagai katup yang mencegah arus balik dari impuls.
Tiap serabut saraf akson atau dendrit dikelilingi oleh neurilema atau lapisan mielin. Neurilema adalah membran halus transparan berbentuk tabung yang terbentuk dari sel-sel yang membungkus serabut. Lapisan mielin terbuat dari bahan lemak nonselular yang membentuk lapisan putih mengkilat antara serabut dan neurilema. Pada selubung mielin terdapat sel schwan yang berfungsi membentuk selubung mielin baru. Bagian akson yang tertutupi oleh selubung mielin disebut nodus renvier.
. Jaringan saraf berperan dalam mengirimkan sinyal-sinyal ke seluruh tubuh yang tersusun oleh sel syaraf yang disebut neurion.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi 2 :
1. Neuron sensorik : untuk menerima sinyal dari lingkungan dan mengirimkannya ke saraf pusat( otak atau sumsum tulang belakang)
2. Neuron motorik : untuk mengirimkan sinyal dari saraf pusat menuju organ lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar